KUNYIT PUTIH

Salah satu tanaman obat keluarga (toga) kunyit putih mungkin tidak seakrab saudara kandungnya, kunir alias kunyit. Kunir sudah sangat akrab di dunia kuliner. Rimpang kunyit putih yang memiliki nama latin Curcuma zedoaria ini juga mengandung banyak khasiat bagi kesehatan.
Soal rasa memang lebih getir ketimbang saudaranya. Namun aromanya lebih khas dan kuat lantaran kandungan minyak atsirinya yang lebih banyak. Berdasarkan catatan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional Ditjen POM, penelitian tentang kunyit putih atau kunir putih atau temu putih ini telah dilakukan di Cina sejak tahun 1988. Kunyit putih diketahui banyak mengandung minyak atsiri yang terdiri atas curdione dan curcumol. Memiliki sifat antioksidan yang dapat menahan zat radikal bebas penyebab tumbuhnya sel kanker, antiinflamasi (peradangan) serta dapat meningkatkan sel darah merah.
Nenek moyang kita juga tak jarang mengonsumsi perasan rimpang kunyit putih ini selama masa nifas untuk membersihkan organ-organ yang berhubungan dengan persalinan. Namun konon kunyit putih sebaiknya tidak digunakan pada masa kehamilan karena dapat mengakibatkan keguguran.
Di Indonesia, penelitian tentang kunyit putih ini telah banyak dipublikasikan. Beberapa penelitian laboratorium telah membuktikan khasiatnya dalam uji klinis. Namun, uji klinis ini baru sebatas kegunaannya untuk mengatasi peradangan.
Tanaman yang masih satu keluarga dengan jahe ini memang bisa tumbuh dimana-mana, namun Indonesia khususnya Sumatera dan Jawa serta India, Srilangka, Malaysia, Nepal dikenal memiliki lahan subur untuk tanaman ini. AS sengaja mengimpor tanaman ini untuk bahan dasar pembuatan minyak wangi. Aromanya hangat, sejuk, khas kayu-kayuan dan dianggap mampu memberikan efek terapi relaksasi.
Kunyit putih juga memiliki khasiat sebagai tanaman yang dapat melawan pertumbuhan sel-sel kanker. Seperti yang dilakukan Oxford University, rimpang kunyit putih berkhasiat menghambat laju perkembangan sel kanker dan mencegah kerusakan gen yang menjadi salah satu penyebab timbulnya kanker. Ini karena rimpang kunyit putih mengandung riboisme in activating protein (RIP) yakni protein toksis dan kurkumin. Senyawa protein inilah yang menghambat laju pengembangbiakan sel kanker. Efek terapinya bersifat tidak langsung dan memerlukan waktu lama karena harus menunggu sel kanker itu mati sendiri. Tak heran, pasien pun perlu kesabaran untuk mendapatkan hasilnya.ame
Untuk Atasi Kanker, Perlu Uji Klinis
Menurut peneliti obat tradisional dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair), Dr Mangestuti MS Apt, khasiat kunyit putih memang telah dikenal turun temurun. Uji klinis khasiat kunyit putih baru sebatas pemanfaatan minyak atsiri untuk gangguan pencernaan.
“Terkait khasiat kunyit putih untuk kanker, belum ada hasil penelitian resmi. Saat ini penelitian yang kami lakukan tentang kunyit putih sedang berjalan, belum ada hasil akhir untuk mengatasi penyakit-penyakit yang lain. Namun, soal literatur kunyit putih dan kanker telah banyak dimiliki manca negara,” terangnya.
Mangestuti menambahkan pada prinsipnya segala jenis akar rimpang memiliki khasiat yang hampir serupa. “Rata-rata tanaman rimpang semacam jahe, kunir, temu kunci memiliki kandungan minyak atsiri yang bagus untuk pencernaan. Misalnya sebagai pereda perut kembung, mual, sakit perut,” lanjutnya.
Meskipun belum semua khasiat kunyit putih ini terbukti lewat uji klinis, lanjut Mangestuti, tak sedikit orang yang telah merasakan khasiatnya. “Konsumsi perasan air kunyit putih dalam porsi wajar meskipun setiap hari terbukti tidak memberikan efek merugikan. Justru kunyit putih mampu mengatasi keluhan-keluhan pasien seperti gangguan pencernaan tersebut,” ujarnya.
Balitbangkes Departemen Pertanian RI membukuan penelitian kunyit putih dalam Jurnal Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Volume XVI, Nomor 1 Tahun 2006. Jus temu putih atau kunyit putih bersama dan temu mangga mampu mengatasi berbagai keluhan pada perut seperti sakit perut, diare, mual, sebah dan kembung. Uji coba ini dilakukan pada tikus putih jantan.
Hasil percobaan yang terlihat pada feses tikus tersebut membuktikan bahwa kunyit putih mampu mengatasi diare serta berkhasiat sebagai peluruh kentut (karminatif), disamping itu kunyit putih juga mempercepat penyembuhan luka dan memar.
Untuk pemakaian luar seperti memar, keseleo bisul yang sulit pecah cukup borehkan parutan rimpang kunyit putih pada bagian tubuh tersebut. Masyarakat tradisional juga kerap menggunakan gilingan rimpang yang menjadi serbuk dan dikeringkan sebagai bedak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar